Sabtu, 17 Desember 2011

Kesan Belajar Menulis dengan Bapak Drs. Wahyudi El Panggabean

     Pukul 10.40 Wib setiap hari Kamis, adalah waktu yang paling saya tunggu. Tidak Berlebihan. Karena pada hari dan jam tersebut, di ruang 6.21 FKIP UIR, teknik-teknik menulis, serta motivasi terhadap pentingnya menulis, akan terus bergulir hingga pukul 13.00 Wib dari seorang dosen ; Drs. Wahyudi El Panggabean yang telah berkecimpung dalam dunia kepenulisan lebih dari 20 tahun. Melalui mata kuliah menulis pada program studi Bahasa Indonesia, ia membuka wawasan mahasiswa tentang dunia tulisan. Bukan hanya itu, ilmu-ilmu tentang kehidupan pun, turut diberikannya.

     Selama 32 kali pertemuan dengan beliau, begitu banyak kesan yang saya dapatkan. Bahkan setiap pertemuan mempunyai kesan yang sulit dilupakan. Semua kesan tersebut mengandung kebaikan. Menurut saya, beliau adalah figur pendidik yang diinginkan oleh setiap peserta didik. Karena cara beliau memberikan materi, tidak membosankan. Di sela-sela penyampaian materi, beliau memberikan humor-humor segar yang membuat otot-otot mata berdiri dan urat-urat pipi tidak kaku. Sehingga rasa kantuk lenyap.

     Sifatnya yang bersahabat juga membuat saya mengaguminya. Jarang sekali seorang dosen mau berbaur dengan mahasiswanya. Beliau juga memberikan waktu khusus untuk mahasiswa di luar jam kuliah, yang mau belajar banyak tentang menulis. Salah satunya memberikan pelatihan menulis biografi di rumahnya, secara gratis.Banyak waktu yang beliau luangkan untuk mahasiswa.

      Ia juga banyak membuka wawasan saya, tentang pengetahuan menulis maupun umum. Melalui cerita-cerita menarik yang mengandung pengetahuan serta motivasi, ia membuka wawasan tersebut. Moral yang paling ditekankannya pada mahasiswa adalah kejujuran. "Menulislah dengan kejujuran," katanya. Itulah yang membuat saya terkesan. Selain materi, beliau juga banyak menyampaikan pesan-pesan moral.

     Melalui kesempatan ini, terima kasih yang tak terhingga saya ucapkan kepada Bapak Drs. Wahyudi El Panggabean, karena telah memberikan didikan kepada saya dan juga teman-teman di kelas 3E, prodi Bahasa Indonesia selama satu semester. Banyak ilmu yang saya dapatkan. Terutama mengenai dunia tulis-menulis. Semoga apa yang telah Bapak ajarkan menjadi amal ibadah yang akan dibalas oleh Allah swt. Dan bermanfaat untuk teman-teman yang lain, terlebih saya. Mudah-mudahan kita masih diberi kesempatan untuk tetap bertemu pada mata kuliah yang lain.



Senin, 05 Desember 2011

Ketika Inspirator Membumi

Ini adalah tulisan perdanaku di blog. Banyak harapan yang telah kurangkai, ketika blog ini menjadi sorotan publik. Kapan? Tak ada yang tau. Tapi setidaknya, aku menaruh keyakinan bahwa tulisan-tulisanku yang bernaung di blog ini, kelak akan menjadi perhatian mereka. Ya, mereka ; orang-orang yang berhasil menjadi inspirator bagi dirinya, orang-orang yang berhasil menjajal keberaniannya, orang-orang yang berhasil memapahkan langkahnya pada titik kebenaran. 

Keyakinan akan mengantarkan kita pada sesuatu yang kita inginkan. Maka yakinilah apa yang menurutmu benar. Walau kebenaran dari anggapanmu harus diuji, karena manusia adalah gudang kesalahan. Bisa saja, kebenaran yang kamu yakini, tidak sepenuhnya benar.

Diawali dari sebuah ambisi yang melekat pada benakku, ditambah lagi dengan adanya kontribusi moril yang disuguhkan oleh setiap orang yang menyayangiku, membuatku semakin menghargai hidup. Banyak diantara mereka hidup dalam ketersiksaan ; fisik dan batin, hidup dalam kelemahan, tapi aku tidak. Bersyukur. Itu yang aku coba. 

Tak akan ada sosok yang lemah, jika setiap mereka mampu menjadi inspirator bagi diri mereka sendiri. Itulah yang menjadi PR bagi kita. Dengan apa kita melakukan itu? Banyak jawaban yang tersirat. Menurutku, privasi adalah solusinya. Privasi dalam berkarya sesuai potensi diri, privasi dari setiap sejarah ketertekanan hidup di masa kecil, privasi dari setiap penghambat kreatifitas. Ya, setidaknya, itu adalah langkah awal. Jika semua itu berjalan dengan proses yang terarah, maka inspirator-inspirator itu akan tercipta.