Senin, 04 Maret 2013

RELASI MAKNA (HOMONIMI, HOMOFONI, HOMOGRAFI)


1.Homonimi
  Homonimi adalahDua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya kebetulansama; maknanya berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan”(Chaer, 2007: 302).
  Verhaar dalam Chaer (2009: 94) mengatakan homonimi adalah ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan lain (juga berupa kata, frase, atau kalimat) tetapi maknanya tidak sama.
Jadi, homonim adalah kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang berlainan.
Contoh: antara kata bisa yang artinya racun ular dan kata bisa yang berarti sanggup; antara kata mengurus yang berarti mengaturdan kata mengurus yang berarti menjadi kurus.
Relasi antara dua buah satuan ujaran yang berhomonimi berlaku dua arah. Perhatikan bagan berikut!

Menurut Chaer (2009: 95) ada dua kemungkinan terjadinya homonimi:
1.bentuk-bentuk yang berhomonimi itu berasal bahasa atau dialek yang berlainan;
2.bentuk-bentuk yang berhomonimi itu terjadi sebagai hasil morfologi.
2. Homofoni
  Homofoni adalah adanya kesamaan bunyi antara dua satuan ujaran, tanpa memperhatikan ejaannya, apakah ejaannya sama ataukah berbeda (Chaer, 2007: 303).

 
Contoh: kata bank yang berarti lembaga keuangan dengan kata bang yang bermakna kakak laki-laki’; kata sanksi yang berarti akibat, konsekuensi dan kata sangsi yang berarti ragu-ragu’; kata masa yang berartirentang waktudan kata massa yang berartikumpulan orang banyak’.
Contoh dalam kalimat:
1.Ibu meminjam uang di bank.
2.Bang Ali menjual bakso.
3.Setiap mahasiswa yang tidak kuliah di beri sanksi.
4.Marni sangsi dengan janji yang diucapkan kekasihnya.
5. Ronaldo tidak ingin mengingat masa lalunya.
6. Andik terjebak di tengah massa yang sedang mengamuk.

3. Homografi
Homografi adalah bentuk ujaran yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan maknanya tidak sama (Chaer, 2007: 303).
Contohkata teras /təras/ yang maknanyaintidengan kata teras /teras/ yang maknanyabagian serambi rumah’; kata memerah /məmərah/ yang berartimelakukan perahdan kata memerah /məmerah/ yang artinyamenjadi merah’.

Contoh dalam kalimat
1.Pejabat teras sudah memasuki ruang rapat.
2.Ibrahimovic sedang bersantai di teras rumahnya.
3.Tevez memerah susu sapi di peternakan ayahnya.
4. Wajah Messi memerah setelah diejek rekan setimnya.

 

Jumat, 01 Maret 2013

PENTINGNYA SEBUAH NAMA (SAMSUL)

Pentingnya Sebuah Nama (Samsul)

Pernahkah Anda mendengar istilah "apalah arti sebuah nama"? Mungkin istilah itu tidak asing lagi bagi kita. Bahkan pada kalangan tertentu, istilah tersebut adalah hal yang wajib diucapkan ketika seseorang bertanya "siapa namanya". Kita mungkin pernah juga mengatakan hal itu. Ketika sedang bergurau dengan teman, atau dalam konteks yang berbeda. Namun, tampaknya bagi umat Islam, istilah tersebut tidak berlaku. Sebab nama pada hakikat diberikan kepada seorang anak agar ia dikenal dan memuliakannya. Oleh karena itu, ulama sepakat wajib hukumnya memberi nama pada seorang anak.

Allah berfirman,"Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira padamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yag serupa dengan dia" (QS. Maryam: 7).

Setiap orang tua yang ingin melihat anaknya tumbuh dalam kebaikan, dibalut akhlak yang mulia, salah satu langkah awalnya adalah dengan memberikan nama yang mempunyai makna kebaikan bagi anak tersebut. Sebab nama juga merupakan sebuah doa. Oleh karena itu, Allah sangat menyukai nama-nama yang mempunyai makna kebaikan, seperti: Abdullah, Abdurrahman, nana-nama rasul dan nabi, nama-nama orang yang saleh, dan nama-nama yang mengandung makna kebaikan lainnya. Selain itu, Allah sangat membenci nama-nama yang mengandung makna penghambaan yang tidak disandarkan kepada-Nya, seperti: Abdu Nabi (hamba nabi) dan sebagainya. Kemudian nama-nama seperti orang kafir, serta pemimpinnya hendaknya jangan diberikan kepada anak, misalnya: Fir'un dan lain-lain. Orang tua hendaknya juga harus jeli memilih nama anaknya.

Berdasarkan tugas kuliah yang diberikan oleh dosen penulis, maka pada kesempatan ini penulis akan menganalisis nama penulis sendiri, yaitu Samsul dari segi semantik (makna). Karena bagaimanapun juga, nama tidak bisa dilepaskan dari seseorang. Sebagai muslim, tentunya kita harus mengerti apa arti dari nama kita tersebut, karena nama adalah doa. Baiklah, penulis mulai saja "membedah" nama Samsul.
Secara etimologi, Samsul berasal dari bahasa Arab yang diambil dari akar kata "Syamsi" yang artinya matahari. Samsul juga dapat berarti bersahabat, dan berterima kasih. Harapan yang terkandung dalam nama "Samsul" tersebut adalah hendaknya kelak bisa menerangi, melindungi, mengayomi orang-orang yang ada di sekelilingnya dengan cahaya kebaikan dan penuh persahabatan.